Penilaian pada dasarnya adalah sebuah asumsi yang dihasilkan dari kegiatan survey lapangan atau cek fisik terhadap objek penilaian dengan mempertimbangkan baik faktor internal ataupun eksternal dari objek tersebut. Namanya juga asumsi, sifatnya subjektif, tiap penilai bisa mengemukakan asumsi nilai yang berbeda terhadap objek yang sama. Yang menjadi pertanyaan, kenapa hasil penilaian itu bisa berbeda antara satu penilai dengan yang lain? Jawaban pertama yang bisa dikemukakan adalah faktor penggunaan metode. Seperti kita ketahui ada 3 pendekatan penilaian yang umum digunakan yaitu antara lain pendekatan data pasar, pendekatan biaya, dan pendekatan pendapatan. Semua metode ini dapat digunakan, namun yang kemudian menimbulkan perbedaan dalam hasil penilaian, menurut saya lebih ditekankan pada pendekatan mana yang kira-kira lebih cocok? Adalah sebuah kewenangan dari seorang penilai untuk dapat menentukan pendekatan yang lebih "pas". Faktor kedua, menurut saya adalah kecukupan data dan informasi yang diperoleh penilai di lapangan pada saat survey. Semakin lengkap data dan informasi diperoleh penilai di lapangan, maka asumsi yang dapat dibentuk akan lebih mengerucut menuju sebuah asumsi nilai yang bisa diterima. Data dan informasi yang dimaksud bisa berupa environment atau lingkungan sekitar objek. Tren transaksi objek sejenis dalam periode tertentu, permasalahan yang mungkin pernah dan akan timbul terhadap keberadaan objek penilaian, dll..! Dan akhirnya, bagaimanapun hasil penilaian itu, yang jelas penilai-lah pihak pertama yang harus bertanggungjawab terhadap hasil pekerjaannya. Sekian
Diberdayakan oleh Blogger.