Melalui S-70/KN/UP.10/2009 akhirnya rekruitmen pegawai untuk ditempatkan di kantor modern dengan brand name "KPKNL Teladan" dibuka. Berdasarkan pengamatan dan obrolan dengan teman-teman, baik di pusat maupun KPKNL di daerah, ada yang menyambut baik dibukanya rekruitmen ini, tapi tidak sedikit juga yang memilih tidak mendaftar seleksi ini. Dari namanya, KPKNL Teladan, mestinya input pegawai yang diharapkan adalah pilihan dari pegawai teladan dan unggulan di setiap kantor seluruh Indonesia, namun dari hasil obrolan kecil dengan sejumlah teman, ternyata ada beberapa hal yang saya khawatirkan akan terjadi pada hasil akhir rekruitmen KPKNL Teladan ini. Di beberapa kantor, pegawai yang masuk kategori "pilihan dan teladan" justru susah untuk mendapatkan rekomendasi dari atasan, hal ini disebabkan karena kekhawatiran atasan akan menurunnya kinerja kantor yang dipimpinnya karena keluarnya pegawai-pegawai yang selama ini menjadi "andalan" dan "tumpuan". Belum lagi karena alasan minimnya SDM kantor di daerah sehingga kuota pengiriman pegawai yang diwajibkan hanya berada di angka minimal yaitu 2 orang pegawai. Tentunya dengan semakin sedikitnya jumlah pegawai yang mengikuti rekruitmen pegawai KPKNL Teladan ini maka kualitasnya output rekruitmen pun akan berkurang. Alasan lain yang juga saya temukan adalah adanya beberapa pegawai yang telah menemukan "zona kenyamanannya" sehingga enggan untuk mengikuti rekruitmen tersebut, yang berisiko akan membuat dirinya dimutasikan ke daerah lain mengingat KPKNL Teladan ini tersebar di beberapa kota besar baik di Jawa maupun di luar Jawa. Alasan terunik yang juga kudengar dari seorang teman yang enggan mengikuti rekruitmen adalah sebuah jawaban prediktif yang cukup menggelitik "Ah,nanti juga suatu saat seluruh KPKNL akan berubah jadi "Teladan", KPP dulu kan juga kayak gitu,!" Mmmm,maybe yes maybe not,hehehe...(bisa coba ditanyakan pada Mama Loren!). Kaget???Itulah yang sebenarnya sedang terjadi,tapi tidak boleh diabaikan juga bahwa di sisi lain ada juga beberapa teman yang masuk dalam kategori "pegawai pilhan dan teladan" yang mendapat support penuh dari atasan untuk mengembangkan kariernya lebih lanjut dengan memberikan rekomendasi untuk mengikuti rekruitmen ini. Dari beberapa orang teman di luar Jawa, ada juga yang memang memohon kepada atasan untuk diberikan rekomendasi mengikuti rekruitmen dengan harapan dapat lolos seleksi dan dimutasikan kembali ke Jawa. Ya..ya..ya..manusiawi sih, siapa sih pegawai yang tidak mau bekerja di tempat asalnya atau paling tidak berdekatan. Iya kan?Eitts, Oya hampir lupa, jangan lupakan faktor perbaikan ekonomi lho!Ya, denger-denger penghasilan yang akan didapat seorang pegawai KPKNL Teladan memang punya selisih yang "lumayan" dibandingkan KPKNL "biasa". Aku sendiri nggak tahu berapa persisnya, tapi kalau boleh jujur, alasan terakhir inilah yang juga membuatku ingin mengikuti rekruitmen tersebut , tapi bagaimanapun aku tetap harus menunggu rekomendasi dari atasan dan melihat berapa orang yang berniat mengikuti rekruitmen ini di Direktorat Penilaian sembari berharap aku masuk dalam prioritas kuota lima orang pegawai tersebut. Bagaimana dengan Anda?
Archive for Juli 2009
Wuih...Kantor Sepi nih?
Kamis, Juli 02, 2009
Ya, Mungkin adalah hal yang biasa di Direktorat Penilaian melihat kantor dalam keadaan sepi, melompong, hanya sedikit terlihat tanda-tanda kehidupan.. Kosongnya kantor sendiri tentunya berkaitan dengan tupoksi Direktorat ini. Lagi-lagi penilaian. Gara-gara tupoksi ini ada beberapa pihak yang merasa cemburu dengan "sering keluarnya" kami untuk melaksanakan penilaian. Tapi sudahlah, mereka tidak tahu bagaimana beratnya pekerjaan kami di lapangan dan penyelesaian laporan yang menyusul setelah itu. Saya cuma mendoakan agar pihak-pihak tersebut justru kelak dimutasi di direktorat ini, agar mereka menelan cibiran mereka sendiri. Kembali ke topik, kenapa minggu ini termasuk minggu ter-sepi? Sebagian besar teman-teman kini sedang melaksanakan uji petik penilaian Sumber Daya Alam yang berlokasi di Gunung Gede Pangrango, sebagian yang lain seperti biasa dinas penilaian ke berbagai daerah. So, i'm just standing here, watch all around me, and it's empty. Bete juga, tapi show must go on, i've got a lot works to do. Semangaat..!
Kenapa Hasil Penilaian Bisa Berbeda Ya?
Rabu, Juli 01, 2009
Penilaian pada dasarnya adalah sebuah asumsi yang dihasilkan dari kegiatan survey lapangan atau cek fisik terhadap objek penilaian dengan mempertimbangkan baik faktor internal ataupun eksternal dari objek tersebut. Namanya juga asumsi, sifatnya subjektif, tiap penilai bisa mengemukakan asumsi nilai yang berbeda terhadap objek yang sama. Yang menjadi pertanyaan, kenapa hasil penilaian itu bisa berbeda antara satu penilai dengan yang lain? Jawaban pertama yang bisa dikemukakan adalah faktor penggunaan metode. Seperti kita ketahui ada 3 pendekatan penilaian yang umum digunakan yaitu antara lain pendekatan data pasar, pendekatan biaya, dan pendekatan pendapatan. Semua metode ini dapat digunakan, namun yang kemudian menimbulkan perbedaan dalam hasil penilaian, menurut saya lebih ditekankan pada pendekatan mana yang kira-kira lebih cocok? Adalah sebuah kewenangan dari seorang penilai untuk dapat menentukan pendekatan yang lebih "pas". Faktor kedua, menurut saya adalah kecukupan data dan informasi yang diperoleh penilai di lapangan pada saat survey. Semakin lengkap data dan informasi diperoleh penilai di lapangan, maka asumsi yang dapat dibentuk akan lebih mengerucut menuju sebuah asumsi nilai yang bisa diterima. Data dan informasi yang dimaksud bisa berupa environment atau lingkungan sekitar objek. Tren transaksi objek sejenis dalam periode tertentu, permasalahan yang mungkin pernah dan akan timbul terhadap keberadaan objek penilaian, dll..! Dan akhirnya, bagaimanapun hasil penilaian itu, yang jelas penilai-lah pihak pertama yang harus bertanggungjawab terhadap hasil pekerjaannya. Sekian
Diberdayakan oleh Blogger.