Jujur...pertama kali dapat ST, aku ga tau persis dimana Musi Rawas itu, cuma nebak-nebak aja kayaknya deket Palembang deh (karena ada Musi-nya hehehe, eh ternyata bener!). Banyak banget pengalaman yang ku alami selama perjalanan ini. Mulai dari sholat subuh berjamaah dengan "Bang Rhoma and his son Ridho" di Cengkareng, perjalanan Palembang- Musi Rawas (Areal Medco Soka) yang ditempuh "hanya" dalam waktu 7 jam darat, menginap di kamar hotel (Bukit Serelo) yang bersebelahan dengan personel S07 (yang kebetulan akan show di Lahat),, maen ke teman-teman di KPKNL Lahat (KPKNL Ruko, soalnya kantornya yang ada di ruko hehehe), tersesat di Kebun Kelapa Sawit sampe mobil mogok tepat adzan maghrib di Muara Enim. Pfiuuuh..perjalanan yang panjang. Jujur aja, rasa lelah kami lebih banyak disebabkan perjalanan selama berjam-jam dari satu areal pengeboran ke areal pengeboran yang lain bukan karena pekerjaan survei lapangan dalam rangka penilaian itu sendiri. Akses jalan di areal lokasi lebih banyak hanya berupa jalan tanah yang berlubang, berdebu dan berliku. Sangat tidak nyaman berada di dalam mobil Ford Ranger itu berjam-jam dengan kondisi jalan seperti itu. Untuk sekedar memejamkan matapun sangatlah susah karena aku pasti terbangun ketika mobil masuk ke dalam sebuah lubang yang cukup besar dengan kecepatan 80-100 km/jam yang dapat membuat badanku terguncang meski seat belt melingkar dengan rapi. Mau gak mau aku harus tetap survive, kalau mereka (karyawan Medco) bisa kenapa aku tidak. Toh ini juga salah satu jihad yang harus kujalani demi anak dan istriku di rumah. 2 hari aku alami perjalanan panjang, yang sekali lagi, sangat tidak nyaman! Meninjau satu demi satu areal pengeboran walaupun akhirnya tidak bisa selesai semuanya (mohon maaf buat teman-teman Kanwil Palembang karena menyisakan pekerjaan baru untuk diselesaikan!). Menerobos areal perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet, melihat sebagian hutan yang telah gundul karena penebangan (damn, that's why global warming's effects increase!) pemukiman penduduk transmigrasi yang sangat memprihatinkan, semuanya telah memberiku pencerahan. Pencerahan untuk menyadarkanku menjaga lingkungan untuk mencegah efek pemanasan global yang makin bertambah setiap waktu, pencerahan untuk menyadarkan aku untuk mensyukuri kehidupan yang kujalani, yang aku anggap lebih baik dari penduduk trans disana. Alhamdulillah, perjalanan dinas ini memberiku tidak hanya pengalaman tapi juga pencerahan. Pencerahan untuk menjalani kehidupan yang baik untuk menuju kehidupan yang lebih baik. (NB : terima kasih untuk sambutan sederhana dari teman-teman di KPKNL Lahat, Hidup DJKN!)
Diberdayakan oleh Blogger.
mantep kang, kalo ke lahat aq dah pernah, next lah kalo ada kesempatan untuk berpetualang seperti dirimu...latihan marathon dulu biar siap fisik...
BalasHapusjudulnya mestinya journey to the jungle....klo journey of the jungle berarti yang ber-journey si jungle-nya dong....hehe....
BalasHapusaloha pak dhe
smoga makin moncer
^_^